Translate

Senin, 26 September 2016

LSM LEKAT : Waspadai Penyusup, terkait Aksi Teror Gereja Bawakaraeng !

TNO-Makassar, Belum hilang dibenak kita aksi pengepungan dan penolakan FPI yang mengatasnamakan laporan warga menolak pembangunan Rehabilitasi Gedung Gereja Bunturannu di Makassar, kembali lagi terjadi aksi penyerangan terhadap Gedung Gereja Jemaat Bawakaraeng yang dulunya disebut Gereja Maros. Penyerangan itu berlangsung sekitar pukul 20.30 wita, dimana Ratusan Jemaat sedang malksanakan ibadah Minggu. Sungguh sebuah tindakan yang brutal. Puluhan orang (seperti dilansir dari berbagai media) memaksa masuk halaman gereja dan beradu mulut dengan petugas jaga, bahkan ada yang sempat ditangkap oleh securiti setempat, namun sempat dilepaskan para rekan mereka dengan mengeluarkan benda tajam dari dalam tas.

Rangkaian dua kejadian ini modsnya berbeda, dimana sebelumnya massa yang mengatasnamakan FPI dan warga, yang ini tidak diketahui OTK (Orang Tidak di-Kenal). Dari hasil pantauan di lapangan, TNO menemui salah seorang warga jemaat, dari penuturan jemaat yang beribadah tersebut, menyesalkan tindakan yang mengganggu hikmatnya ibadah yang mereka lakukan.

Walikota Fasilitasi Dialog
Terkait pengepungan di Gereja Bunturannu, Walikota Makassar Danny Pomanto sudah memfasilitasi pertemuan dengan para pihak. Hal ini sangat diapresiasi oleh beberapa kalangan, mereka utamanya merespon positif kegiatan ini untuk menghindari dampak yang lebih luas dan berpotensi konflik horizontal bernuansa SARA.

Himbauan LEKAT
Terjadinya dua aksi dalam waktu yang sangat berdekatan, mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak. Salah seorang aktifis LSM di Makassar yang sudah menetap di Tana Toraja ikut berpendapat. Sebut saja, Ryan sapaan akrab sang Direktus LSM Lekat, dia mengungkapkan tindakan pengepungan oleh ormas FPI dan warga itu mungkin juga karena miskomunikasi, dan sudah ada upaya maksimal dari Walikota Makassar untuk memfasilitasi pertemuan di kediaman pribadinya, kita semua harus menghargai itu. Akan tetapi tindakan penyerangan batu yang mengnai gerbang dan kaca jendela dimana ratusan jemat yang juga terdiri para wanita dan anak-anak adalah sebuah aksi TEROR. Lanjut dikatakannya " Saya kira aksi minggu kemarin adalah aksi TEROR yang tidak boleh kita tolerir. Semua pihak, utamanya para penegak hukum harus berupaya menemukan OTK yang sudah melakukan aksi Teror tersebut. Jangan dianggap remeh, karena mereka sudah melakukan pengrusakan dan pengancaman. Ini harus diusut tuntas dan ditindak tegas, demi memberikan jaminan keamanan terhadap warga yang sementara melaksanakan ibadah hari minggu". Saat ditanyai TNO mengenai hubungan kejadian sebelumnya dan minggu kemarin, Ryang kembali mengungkapkan " Kita tidak bisa buru-buru menyimpulkan, kita justru harus melihat apakah ada upaya pihak tak bertanggungjawab yang memang menginginkan makassar tidak aman dengan melakukan aksi teror rumah ibadah. Justru FPI harus juga membantu karena kami tahu setiap ormas bergerak selalu membawa atribut dan jelas surat aksi yang diketahui pihak kepolisian dan pihak terkait lainnya, jangan sampai disusupi !!!". Dalam beberapa hari ini di Makassar memeang terjadi kecemasan, tetapi kita berharap pemerintah Kota Makassar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dan didukung FKUB, semoga.(tim2)

Sabtu, 24 September 2016

TERKAIT PENGEPUNGAN GEREJA DI MAKASSAR, LEKAT SESALKAN TINDAKAN AROGANSI FPI

IMB (dok.frans tandibura)
TNO-Makassar, Puluhan massa yang mengatasnamakan warga dan FPI mengepung Gereja Toraja Jemaat Bunturannu Klasis Makassar di Jalan Cendrawasih III. Kedatangan massa itu terkait pelarangan membangun Gedung Gereja tanpa izin. Namun hal itu ditampik Pengurus Gereja tersebut, alhasil mereka para pengepung memasang spanduk berbagai tulisan di pagar Gereja tersebut.

Backdrop (dok.frans tandibura)
Tindakan ini memicu tanggapan beberapa pihak, tak terkecuali Walikota Makassar, Ir H Moh Danny Pomanto, melalui pesan singkat ke TNO, dikatakannya, segera ditangani dan semua pihak diminta menahan diri. Tak pelak puluhan medsos dan ratusan tanggapan mewarnai halaman medsos yang menyayangnkan tindakan tersebut. Akhirnya, Agus Arifin Nu'mang, Sang Wagub, menegaskan ke Pemkot Makassar untuk segera menengahi masalah ini, menghindari konflik horizontal karena ini menyangkut SARA (dilansir:Rakyatku.com).

Ketua LSM Lekat, Ferryanto Belopadang, juga menyesalkan tindakan dari orang-orang yang mengatasnamakan warga dan FPI, apalagi menurut sumber berita, FPI datang karena laporan warga. Warga yang mana? kan ada prosedurnya, ada perangkat di setiap Kelurahan yang akan menanganinya.
situasi pengepungan (dok.rakyatku.com)
"Ini tindakan provokasi yang bernuansa SARA, kami minta segera ditangani penegak hukum, Ormas seperti ini harus ditertibkan, karena terkadang mengatasnamakan FPI setelah ditelusuri mereka juga tidak saling kenal, ada apa?. Yang kami tahu IMB sdh ada dan Walikota sudah meletakkan batu pertama tanda renovasi bangunan Gereja yang ada, ini perlu diwaspadai dan yang mengatasnamakan warga juga perlu diperiksa"tegas Ryan. (tim)