Makale, TNO, Sosok figur John Rende Mangontan sebagai salah seorang Pengusaha Toraja yang sukses berkiprah di luar Toraja, yang saat ini dipercayakan sebagai Ketua IKT Papua sangat menyukai penerbangan ke Toraja (Bandara Pongtiku-red). Dikatakannya, penerbangan dari dan ke Toraja menggunakan Transportasi Udara yang dilayani Trasnusa. Lanjut diungkapkannya, "Selama ini kami di Papua menggunakan pesawat yang lebih kecil, saya merasakan kenyamanan denan Trans Nusa, tidak kalah dengan penerbangan (maskapai-red) lainnya. Saat ini transportasi udara dari dan ke Toraja dilayani Trans Nusa Airline yang terselenggara atas Kerjasama Pemkab Tana Toraja dan Trans Nusa. Hal ini sebagai komitmen Pemkab Tana Toraja dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat Toraja di manapun berada akan Transportasi yang cepat dan murah. Mari kita dukung ! (tim)
Translate
Sabtu, 10 Desember 2016
Senin, 24 Oktober 2016
VICTOR GERAH TERKAIT MANIPULASI DATA PAUD
ilustrasi PAUD |
Terkait pengelolaan PAUD yang ada, dikelolah oleh yayasan yang menaunginya. Namun dalam pelaksanaannya ditemukan ketimpangan data. Di beberapa titik yang dipantau ditemukan beberapa kejanggalan yang ada. Sebut saja Victor Datuan Batara, Wakil Bupati Tana Toraja yang gerah terhadap kondisi pengelolaan PAUD di Tana Toraja selama ini. Diungkapkan Victor saat ditemui di selah tugasnya mengungkapkan, " PAUD yang ada di beberapa tempat memanipulasi data anak didik, misalkan ada PAUD yang cuma beberapa anak didik, sementara di data terdapat 25 orang anak yang terdata. Ini sudah memanipulasi data, karena yang aktif cuma beberapa orang anak didik, sementara syarat minimal diberikannya Izin Pendirian PAUD terdapat minimal 10 orang anak didik. Ini juga berpoteni pada penyalagunaan dana pengelolaannya. Saya akan pantau terus !" Sebagaimana diketahui,PAUD termasuk dalam lingkup kerja Diknas Tana Toraja, dan Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Tana Toraja saat ini dijabat Hj. Nurliah Victor Datuan Batara. (rian)
Senin, 26 September 2016
LSM LEKAT : Waspadai Penyusup, terkait Aksi Teror Gereja Bawakaraeng !
TNO-Makassar,
Belum hilang dibenak kita aksi pengepungan dan penolakan FPI yang
mengatasnamakan laporan warga menolak pembangunan Rehabilitasi Gedung
Gereja Bunturannu di Makassar, kembali lagi terjadi aksi penyerangan
terhadap Gedung Gereja Jemaat Bawakaraeng yang dulunya disebut Gereja
Maros. Penyerangan itu berlangsung sekitar pukul 20.30 wita, dimana
Ratusan Jemaat sedang malksanakan ibadah Minggu. Sungguh sebuah tindakan
yang brutal. Puluhan orang (seperti dilansir dari berbagai media)
memaksa masuk halaman gereja dan beradu mulut dengan petugas jaga,
bahkan ada yang sempat ditangkap oleh securiti setempat, namun sempat
dilepaskan para rekan mereka dengan mengeluarkan benda tajam dari dalam
tas.
Rangkaian dua kejadian ini modsnya berbeda, dimana sebelumnya massa yang mengatasnamakan FPI dan warga, yang ini tidak diketahui OTK (Orang Tidak di-Kenal). Dari hasil pantauan di lapangan, TNO menemui salah seorang warga jemaat, dari penuturan jemaat yang beribadah tersebut, menyesalkan tindakan yang mengganggu hikmatnya ibadah yang mereka lakukan.
Walikota Fasilitasi Dialog
Terkait pengepungan di Gereja Bunturannu, Walikota Makassar Danny Pomanto sudah memfasilitasi pertemuan dengan para pihak. Hal ini sangat diapresiasi oleh beberapa kalangan, mereka utamanya merespon positif kegiatan ini untuk menghindari dampak yang lebih luas dan berpotensi konflik horizontal bernuansa SARA.
Himbauan LEKAT
Terjadinya dua aksi dalam waktu yang sangat berdekatan, mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak. Salah seorang aktifis LSM di Makassar yang sudah menetap di Tana Toraja ikut berpendapat. Sebut saja, Ryan sapaan akrab sang Direktus LSM Lekat, dia mengungkapkan tindakan pengepungan oleh ormas FPI dan warga itu mungkin juga karena miskomunikasi, dan sudah ada upaya maksimal dari Walikota Makassar untuk memfasilitasi pertemuan di kediaman pribadinya, kita semua harus menghargai itu. Akan tetapi tindakan penyerangan batu yang mengnai gerbang dan kaca jendela dimana ratusan jemat yang juga terdiri para wanita dan anak-anak adalah sebuah aksi TEROR. Lanjut dikatakannya " Saya kira aksi minggu kemarin adalah aksi TEROR yang tidak boleh kita tolerir. Semua pihak, utamanya para penegak hukum harus berupaya menemukan OTK yang sudah melakukan aksi Teror tersebut. Jangan dianggap remeh, karena mereka sudah melakukan pengrusakan dan pengancaman. Ini harus diusut tuntas dan ditindak tegas, demi memberikan jaminan keamanan terhadap warga yang sementara melaksanakan ibadah hari minggu". Saat ditanyai TNO mengenai hubungan kejadian sebelumnya dan minggu kemarin, Ryang kembali mengungkapkan " Kita tidak bisa buru-buru menyimpulkan, kita justru harus melihat apakah ada upaya pihak tak bertanggungjawab yang memang menginginkan makassar tidak aman dengan melakukan aksi teror rumah ibadah. Justru FPI harus juga membantu karena kami tahu setiap ormas bergerak selalu membawa atribut dan jelas surat aksi yang diketahui pihak kepolisian dan pihak terkait lainnya, jangan sampai disusupi !!!". Dalam beberapa hari ini di Makassar memeang terjadi kecemasan, tetapi kita berharap pemerintah Kota Makassar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dan didukung FKUB, semoga.(tim2)
Rangkaian dua kejadian ini modsnya berbeda, dimana sebelumnya massa yang mengatasnamakan FPI dan warga, yang ini tidak diketahui OTK (Orang Tidak di-Kenal). Dari hasil pantauan di lapangan, TNO menemui salah seorang warga jemaat, dari penuturan jemaat yang beribadah tersebut, menyesalkan tindakan yang mengganggu hikmatnya ibadah yang mereka lakukan.
Walikota Fasilitasi Dialog
Terkait pengepungan di Gereja Bunturannu, Walikota Makassar Danny Pomanto sudah memfasilitasi pertemuan dengan para pihak. Hal ini sangat diapresiasi oleh beberapa kalangan, mereka utamanya merespon positif kegiatan ini untuk menghindari dampak yang lebih luas dan berpotensi konflik horizontal bernuansa SARA.
Himbauan LEKAT
Terjadinya dua aksi dalam waktu yang sangat berdekatan, mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak. Salah seorang aktifis LSM di Makassar yang sudah menetap di Tana Toraja ikut berpendapat. Sebut saja, Ryan sapaan akrab sang Direktus LSM Lekat, dia mengungkapkan tindakan pengepungan oleh ormas FPI dan warga itu mungkin juga karena miskomunikasi, dan sudah ada upaya maksimal dari Walikota Makassar untuk memfasilitasi pertemuan di kediaman pribadinya, kita semua harus menghargai itu. Akan tetapi tindakan penyerangan batu yang mengnai gerbang dan kaca jendela dimana ratusan jemat yang juga terdiri para wanita dan anak-anak adalah sebuah aksi TEROR. Lanjut dikatakannya " Saya kira aksi minggu kemarin adalah aksi TEROR yang tidak boleh kita tolerir. Semua pihak, utamanya para penegak hukum harus berupaya menemukan OTK yang sudah melakukan aksi Teror tersebut. Jangan dianggap remeh, karena mereka sudah melakukan pengrusakan dan pengancaman. Ini harus diusut tuntas dan ditindak tegas, demi memberikan jaminan keamanan terhadap warga yang sementara melaksanakan ibadah hari minggu". Saat ditanyai TNO mengenai hubungan kejadian sebelumnya dan minggu kemarin, Ryang kembali mengungkapkan " Kita tidak bisa buru-buru menyimpulkan, kita justru harus melihat apakah ada upaya pihak tak bertanggungjawab yang memang menginginkan makassar tidak aman dengan melakukan aksi teror rumah ibadah. Justru FPI harus juga membantu karena kami tahu setiap ormas bergerak selalu membawa atribut dan jelas surat aksi yang diketahui pihak kepolisian dan pihak terkait lainnya, jangan sampai disusupi !!!". Dalam beberapa hari ini di Makassar memeang terjadi kecemasan, tetapi kita berharap pemerintah Kota Makassar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dan didukung FKUB, semoga.(tim2)
Sabtu, 24 September 2016
TERKAIT PENGEPUNGAN GEREJA DI MAKASSAR, LEKAT SESALKAN TINDAKAN AROGANSI FPI
IMB (dok.frans tandibura) |
Backdrop (dok.frans tandibura) |
Ketua LSM Lekat, Ferryanto Belopadang, juga menyesalkan tindakan dari orang-orang yang mengatasnamakan warga dan FPI, apalagi menurut sumber berita, FPI datang karena laporan warga. Warga yang mana? kan ada prosedurnya, ada perangkat di setiap Kelurahan yang akan menanganinya.
situasi pengepungan (dok.rakyatku.com) |
Senin, 28 Maret 2016
Evaluasi pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Toraja Utara tahun 2015
Evaluasi pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Toraja Utara
tahun 2015 oleh KPUD Toraja Utara senin 28 Maret 2016 di Hiltra Toraja
Hotel (ancha)
Sabtu, 19 Maret 2016
Pramuka SDN 189 Malimbong-Balepe Perbaiki Jalan Rusak
Torajanewsonline.com,
Makale-sekitar 27 siswa yang tergabung dalam PRAMUKA SDN 189 Malimbong
Kec. Malimbong Balepe' melakukan kegiatan bakti sosial dengan menimbun
jalan rusak dan berlubang disepanjang poros Rembon- Malimbong Balepe'
tepatnya di lembang Kole Sawangan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda PERSAMI (Perkemahan Sabtu Minggu) yang merupakan bagian dari kurikulum sekolah kata Pak Asminarto selaku pembina Pramuka. Kegiatan ini dilaksanakan 2 kali setahun,termasuk kegiatan rohani dan kesenian tambahnya. Pak Asminarto juga mengatakan kegiatan ini merupakan ajang untuk membangun kepekaan anak didik terhadap persoalan lingkungan.//(Arsyad*)
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda PERSAMI (Perkemahan Sabtu Minggu) yang merupakan bagian dari kurikulum sekolah kata Pak Asminarto selaku pembina Pramuka. Kegiatan ini dilaksanakan 2 kali setahun,termasuk kegiatan rohani dan kesenian tambahnya. Pak Asminarto juga mengatakan kegiatan ini merupakan ajang untuk membangun kepekaan anak didik terhadap persoalan lingkungan.//(Arsyad*)
Rabu, 16 Maret 2016
DAK TAMBAHAN 2015 TATOR, DISOAL?
Proyek Pelebaran jalan (DAK Tambahan) 2015, Poros Pantawanan-Batutu
Lembang Rano Timur Kec Rano Kab Tana Toraja (Tim Investigasi)
Senin, 08 Februari 2016
LSM LEKAT : TIM 9 KOLEKTIF, TAPI CUMA 8 DI-TSK-KAN
Makale-TNO,
Sebagaimana diketahui, Panitia Pengadaan Tanah (P2T) untuk Pembangunan
Bandara Baru di Tana Toraja sudah ditetapkan tersangka. Hal ini membuat
beberapa LSM lokal menyatakan sikap. Salah satu diantaranya, Ferryanto
Belopadang seorang aktifis senior dan praktisi LSM yang juga pendiri LSM
LEKAT mempertanyakan hal ini. Dijumpai di Markasnya, Ryan mengungkapkan
bahwa memang Polda sudah men-tersangka-kan Tim 9, seharusnya ada 9
orang. Lanjut dikatakannya"Kalau memang Tim Penyidik sudah mendapatkan
kesimpulan dan sesuai supervisi KPK yang keberapakalinya, bahkan sudah
Ekspose Kasus di KPK pada 20 Juni 2014, kenapa hanya 8 orang (minus
BPN-red). Kan mereka ada 9?". Terkait hal tersebut, didapatkan informasi
dari sumber yang tidak ingin disebut namanya, bahwa Tim 9 ditetapkan
sebagai tersangka memang 8 orang. Bahkan mereka (Tim9-red) sudah
menjalani penahanan beberapa waktu lalu.
Ketika ditanyai pendapatnya tentang hal tersebut, Ryan yang juga akatif dibeberapa Ormas memberberkan hal-haal yang terkait dengan kasus buntu kunik. Yang paling menonjol diungkapkan "Kita meminta Tim Penyidik berlaku obyektif, sekeretariat Tim9 adalah di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kaab Tana Toraja, jadi mustahil kalau Kepala BPN yang selaku sekretaris Tim9 tidak tahu-menahu",lanjut Ryan" ini perlu diusut tuntas demi terciptanya keadilan bagi mereka".tegas Ryan.(tim)
Ketika ditanyai pendapatnya tentang hal tersebut, Ryan yang juga akatif dibeberapa Ormas memberberkan hal-haal yang terkait dengan kasus buntu kunik. Yang paling menonjol diungkapkan "Kita meminta Tim Penyidik berlaku obyektif, sekeretariat Tim9 adalah di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kaab Tana Toraja, jadi mustahil kalau Kepala BPN yang selaku sekretaris Tim9 tidak tahu-menahu",lanjut Ryan" ini perlu diusut tuntas demi terciptanya keadilan bagi mereka".tegas Ryan.(tim)
Langganan:
Postingan (Atom)