Translate

Sabtu, 27 September 2014

Senin, 22 September 2014

"GERBONG MUTASI" Pemkab Tator Bergerak, Sejumlah Pejabat Was-Was

Makale -TNO, Sore ini desas-desus mutasi pejabat di jajaran Pemkab Tana Toraja akan dilaksanakan besok (23/9) sangat santer dibicarakan, hal ini sudah beberapa kali diwacanakan. Dari beberapa sumber membenarkan rencana Mutasi/Pengisian Jabatan Lowong dan pada umumnya merespon positif.

Mutasi di jajaran PNS menjadi hal yang biasa, tetapi tetap menjadikan sesuatu yang sakral, karena jabatan merupakan kepercayaan ataupun anugerah dari sang pemberi tugas (Bupati-red). Senada dengan itu, Ferryanto Belopadang, Ketua LSM LEKAT, mengungkapkan apresiasi yang positif terkait hal ini, diungkapkannya " Mutasi bagi jajaran Pemkab Tator, kami sangat respon positif dikarenakan banyaknya jabatan lowong selama ini dan juga Plt yang sudah terlalu lama. Intinya adalah mutasi/pergeseran jabatan sebagai pencerahan tugas dan kinerja aparat dan untuk memaksimalkan karier PNS yang akan mendapatkan jabatan baru dan penggantinya,tentunya". Saat di temui TNO di Markasnya, Ryan mengungkapkan beberapa harapannya termasuk penggunaan DUK ( Daftar Urutan dan Kepangkatan ) yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

Sekedar diketahui, saat TNO berusaha menghubungi Ka BKPPD terkait rencana Mutasi besok, tidak menjawab telpon di nomor selulernya. Demikian juga dengan Bupati Tator, Theopilus Allorerung,SE belum jg menjawab saat dikonfirmasi via SMS. (BG)

Sabtu, 13 September 2014

MASYARAKAT TORAJA MENGHARAPKAN PENUNTASAN KASUS BANDARA DEMI PERCEPATAN PEMBANGUNAN BANDARA DI TANA TORAJA

Sosialisasi Pembangunan Bandara Buntu Kunik
Mengkendek-TNO, Setelah dicanangkan pembangunannya oleh Gubernur Sulawesi Selatan 3 tahun yang lalu, Pembangunan Bandara Buntu Kunik sebagai Bandara Baru di Kabupaten Tana Toraja terkesan lamban. Beberapa hal yang sangat dirasakan oleh masyarakat di daerah pariwisata ini adalah proses hukum terkait pembebasan lahan dan kasus dugaan korupsi pembebasan lahan yang masih bergulir.

Pemeriksaan Kasus Bandara Buntu Kunik
Harapan masyarakat Tana Toraja untuk menikmati layanan transportasi udara yang memadai, bahkan menurut informasi berskala internasional menjadi dambaan semua pihak, hanya saja mereka tidak menerima jikalau ada kesan pembodohan apalagi kalau dikorupsi, salah seorang pemerhati dan penggiat LSm di daerah ini mengungkapakan keprihatinannya terkait kasus yang membelit Tim 9 pembebasan Lahan Bandata Buntu Kunik di Mengkendek . Dikatakan Zeth Taruk tiku, " Kami sebnagai masyarakat sangat mengharapkan selesainya pembangunan Bandara, tetapi sepertinya pemerintah pusat juga tidak serius, bahkan dana yang diturunkan tidak maksimal untuk sekedar pekerjaan tanah. sampai sekarang baru sekitar 100 M yang turun, sementara dibutuhkan jauh lebih banyak utk pematangan tanah, ada apa?. Demikian salah seorang warga yang ditemui, saat ditanyakan tentang kasus terkait bandara, Zeth menyesalkan terjadinya hal itu, dikatakannya"Penetapan Kasus dan Tersangka sejak 2 tahun lalu dan belum ada Kepastian Hukum, sebaiknya pihak Penyidik lebih memaksimalkan Upaya penyidikan, atau sekalian menutup kasusnya jika memang sulit dibuktikan!" Hal ini memmang sering diungkapkan para penggiat dan pemerhati di Bumi Lakipadada ini, namun kenyataannya sudah sangat berlarut-larut dan menjadi preseden buruk bagi Pihak Polda yang sudah menahan 2 tersangka namun sampai saat ini belum ada kepastian hukumnya.
Data Penggugat Lahan

Kasus Perdata Sengketa 
Seandainya Kasus ini tidak tuntas juga, akan terkatung-katunglah status hukum kedua tersangka yang kita sudah ketahui bersama yakni Enos Karoma sebagai Ketua Tim 9 Pembebasan lahan sekaligus Sekda Tator dan Ruben Rombe Randa sebagai Camat Mengkendek kala itu sekaligus Plt.Di Lembang Rantedada. Akankah kasus ini berlanjut ke Meja Hijau atau ditelan waktu di Polda, yang katanya akan ada tersangka lain, atau Beranikah KPK mengambil alih kasus ini, kita nantikan saja?
Suasana Penerima Ganti Rugi
Sidang Perdata Pitu Lombok Pitu Tanete




Surat Pengaduan
Lokasi Pembangunan Bandara Buntu Kunik di Mapongka






Ilustrasi 2 tersangka ditahan
Ilustrasi Penahanan Tersangka 



Jumat, 05 September 2014

Dosen STT Jakarta Tolak Rencana Patung Yesus di Tana Toraja

Penulis: Martahan Lumban Gaol20:17 WIB | Jumat, 05 September 2014

Dosen STT Jakarta Tolak Rencana Patung Yesus di Tana Toraja

Patung Christ the Redeemer di Rio de Janeiro, Brasil, yang tingginya ingin dikalahkan oleh patung Yesus di Tana Toraja. (Foto:independent.co.uk)
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dosen Sekolah Tinggi Teologia (STT) Jakarta, Pendeta Kadarmanto Hardjowasito menolak rencana pembangunan patung Yesus Kristus setinggi 40 meter di Bukit Burake, Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan karena dapat berdampak negatif.
Penolakan tersebut disampaikan melalui sebuah surat terbuka yang dia kirim untuk Bupati Tana Toraja, Theopilus Allorerung, setelah mengetahui berita rencana pembangunan tersebut di situs kompas.com Sabtu (30/8).
“Perihal rencana Bupati Tana Toraja membangun Patung Yesus Kristus setinggi 40 meter di Bukit Burake, Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, saya sampaikan keprihatinan. Saya juga memohon dengan hormat agar rencana tersebut dibatalkan karena bisa berdampak negatif,” ucap Kadarmanto di surat terbuka yang diterima satuharapan.com, Kamis (5/9).
Kadarmanto menuturkan kesaksian Kristiani yang sejati harusnya tidak dibangun lewat simbol fisik yang megah dan mahal, tapi lewat sikap hidup orang Kristen yang benar dan menjadi berkat dan rahmat bagi sesama.
“Pembangunan tersebut bisa menjadi bahan cemoohan ketika perilaku kita bertentangan dengan ajaran Yesus,” ungkap sosok yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum Sinode Gereja Kristen Jawa (GKJ) itu.
Ia berpandangan pembangunan patung Yesus Kristus tersebut memiliki motivasi ekonomi, walaupun dibungkus sebagai wisata religi.
“Bukanlah alasan yang baik dan memuliakan Yesus,” kata dia.
Kadarmanto meyakini bahwa tugas utama seorang Kristen yang diberi kehormatan oleh rakyat dan negara untuk memimpin satu wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah membawa kesejahteraan pada rakyatnya, terutama bagi mereka yang paling miskin dan tertinggal tanpa membedakan ras, suku, agama, dan sebagainya.
“Anak-anak kurang gizi dan tidak mendapat pendidikan yang baik, keluarga miskin tanpa pekerjaan layak, dan petani kecil tanpa tanah, seharusnya menjadi prioritas pemerintah daerah saat ini, termasuk Kabupaten Tana Toraja. Saya percaya sumber daya dan dana yang ada sebaiknya digunakan untuk kesejahteraan rakyat yang membutuhkan,” jelas Kadarmanto.
Menurutnya, meskipun umat Kristen adalah agama mayoritas penduduk Tana Toraja, namun sewajarnya dana publik dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tidak digunakan hanya untuk satu kelompok agama saja.
“Bila dana ini dikumpulkan secara sukarela dari pribadi-pribadi dan tidak menggunakan dan publik, kami mohon Bapak Bupati tidak terlibat dalam penggalangan dana ini, karena akan menimbulkan benturan kepentingan jabatan,” tutup Dosen STT Jakarta itu.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
posting : satu harapan